BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Era modern yang memasuki kehidupan kita sekarang ini
sangat mempengaruhi perkembangan dunia industri dan hiruk pikuk aktifitas
individunya. Sebagai makhluk sosial yang selalu menggunakan dan membutuhkan
satu sama lain, fenomena ini berdampak pada berkembangnya tingkat interaski
sesama manusia sehingga meningkatkan intensitas public relations di kehidupan
ini.
Public relations yang sudah digunakan dan ada
semenjak manusia lahir mengalami perkembangan fungsi. Tidak hanya digunakan
untuk komunikasi antar sesama guna menyelesaikan masalah, alih-alih medium ini
(public relations) juga digunakan sebagai metode dan landasan ilmu pengetahuan
bahkan sampai ke profesi.
Kebutuhan manusia akan public relations tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan keseharian. Pentingnya pengetahuan akan public
relations dan sejarah berkembangnya menjadikan kita sebagai pelajar khususnya
dan masyarakat umumnya paham akan kepentingannya dalam kehidupan ini.
Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang berkembangnya fungsi
public relations dan definisi serta fungsi utama public relations dalam makalah
ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan fungsi public relations?
2. Apa pengertian dan fungsi public relations?
C.
Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan perkembangan fungsi public relations.
2. Menjelaskan pengertian dan fungsi public relations.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN
FUNGSI PUBLIC RELATIONS
Mengenai
kapan lahirnya konsep public relations
dan kapan public relations itu
dipraktekkan dalam masyarakat, terdapat beberapa pendapat atau versi yang
berbeda-beda. Tetapi sebagai fenomena sosial dan sebagai suatu kegiatan baku
dalam masyarakat, public relations
itu sudah ada sejak manusia lahir di dunia; jadi sama tuanya dengan dengan
peradaban manusia. Sebagai ilmu pengetahuan, public relations relatif masih baru. Ia termasuk dalam jajaran
ilmu-ilmu sosial, seperti ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, komunikasi
dan lain-lain. Secara spesifik ilmu ini adalah salah satu cabang dari ilmu
komunikasi, yang dipraktekkan dalam bidang kegiatan tertentu. Ia juga merupakan
suatu profesi yang bersangkut paut dengan hubungan antara suatu
lembaga/organisasi dengan publiknya, yang ikut menentukan kelangsungan lembaga
itu. Munculnya public relations dapat
ditelusuri pada zaman Thomas Jefferson (di sini konsep public relations dapat diartikan sebagai manajemen modern). Public relations merupakan engineering
of consent (rekayasa sikap, opini, dukungan, atau pendapat umum). Menurut
Thomas Jefferson, dalam masyarakat yang demokratis kita semua tergantung pada
persetujuan (consent) rakyat. Dalam hubungan ini terdapat dua fungsi pokok dari
public relations yaitu:[1]
1.
Sebagai alat untuk
mengerti atau memahami sikap publik dan mengetahui apa yang harus dan tidak
boleh dilakukan oleh perusahaan untuk mengubah sikap mereka.
2. Sebagai
suatu program aksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Public
Relations pertama kali
hanyalah merupakan gejala, kemudian menjadi kegiatan tak terorganisasikan (unorganized activity), lalu menjadi
aktifitas terorganisasikan (organized
activity) dengan konsep yang khas dan jelas yang menuju kepada satu profesi,
dan selanjutnya menjadi bahan studi perguruan tinggi yang mengarah ke pengakuan
menjadi cabang baru dari ilmu-ilmu sosial.[2]
Sejarah
public relations tidak lepas dari
jasa sejumlah tokoh: Edward L. Bernays, Ivy Lee, T.J Ross, George Miaelis, dan
sebagainya yang dipandang sebagai pelopor public
relations. Merekalah yang mendirikan public
relations Councelling Firm pada tahun 1923. Edward L. Bernays merupakan
salah satu pelopor profesi public
relations yang terkemuka. Ia adalah orang pertama yang menulis buku tentang
public relations dan menyelenggarakan
kursus public relations pertama di
New York University. Buku perdananya berjudul Crystalling Public Opinion.
Di
indonesia, public relations secara
institusional baru tampak pada tahun 1950-an, meskipun berbagai bentuk dan
kegiatannya itu telah ada sebelumnya. Istilah public relations di Indonesia baru populer setelah beberapa
perusahaan swasta asing di awal 1950-an, dalam usaha menanamkan citra (image) perusahaan di tengah masyarakat
Indonesia, membentuk bagian tersendiri di dalam organisasi mereka, yang mereka
namakan public relations. Perusahaan
asing yang dimaksudkan adalah: perusahaan minyak “Stanvac”, “Caltex”, “BPM”,
dan “Shell”.[3]
Perkembangan
ekonomi Indonesia yang pesat sejak tahun 1970-an, mendorong berkembangnya
berbagai perusahaan asing dan perusahaan patungan di samping itu juga
berkembangnya jasa periklanan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan public relations di Indonesia. Mereka
memakai biro-biro iklan yang besar untuk melakukan berbagai kegiatan public relations, karena umumnya mereka
sendiri tidak atau belum memiliki ahli untuk menangani public relations secara profesional. Keadaan ini, di samping
keterbatasan lahan garapan biro periklanan itu sendiri, menimbulkan dorongan
bagi para ahli yang semula berkecimpung di dunia periklanan untuk mendirikan
usaha baru khusus di bidang public
relations. Demikianlah, maka pada akhir tahun 1985 terdapat paling sedikit
lima perusahaan public relations yang
didirikan dan dikelola oleh tenaga ahli yang sudah punya dasar pendidikan public relations dan komunikasi massa.
Selanjutnya, perkembangan jumlah perusaan public
relations secara alami merangsang usaha untuk mempersatukan diri dalam
suatu wadah. Maka pada tahun 1987 lahirlah kemudian APRI (Asosiasi Perusahaan Public
Relations Indonesia) yang
beranggotakan tiga belas perusahaan public
relations.[4]
B.
PENGERTIAN
DAN FUNGSI PUBLIC
RELATIONS
1.
Beberapa
Definisi Public Relations
Public
relations yang untuk
mudahnya dapat disingkat menajadi purel atau P.R mempunyai dua pengertian, yakni:
Pertama : purel
sebagai “method of communication”
Kedua : purel
sebagai “state of being”.
Purel dalam pengertian method of communication merupakan rangkaian atau sistem kegiatan (order or system of action), yakni
kegiatan berkomunikasi secara khas. Purel dalam pengertian state of being adalah perwujudan kegiatan berkomunikasi tersebut
sehingga melembaga.[5]
Pengertian
public relation bisa dijelaskan
dengan beberapa definisi yang satu dengan yang lain berbeda, tapi esensinya
sama. Untuk dapat
memahami pengertian lebih luas dan
dalam, kita dapat menelaah pendapat para pakar, untuk kemudian kita
simpulkan, sehingga kita dapat mencerna inti hakikinya.
The
British Institute of Public relations
memberikan definisi sebagai berikut:
“
practice is the deliberate, planned and sustained effort to establish and
maintain mutual understanding between an organization and its public.”
(upaya yang sungguh-sungguh, terencana, dan berkesinambungan untuk menciptakan
dan membina saling pengertian antara organisasi dan publiknya).
Public relations
News memberikan definisi yang lebih luas, yaitu :
“the
management function which evaluates public attitudes, identifies the policies
and procedures of an individual or an organization with the public interest,
and executes a program of action to earn
public understanding and acceptance” [6]
Frank
Jefkinse memberikan definisi :
“public
realtions consist of all forms of planned communication, outwards band inwards,
between an organization and its publics for the purpose of achieving specific
objectives concerning mutual understanding.”
Edward
L. Bernays, dalam bukinya Public
relations mengatakan:
“Public
realtions as three meanings: (1) information given to the public, (2)
persuasion directed to the public to modify attitudes and actions of an
institution, (3) efforts to integrate attitudes and actins of an institution”
(Public relations mempunyai tiga
arti, yaitu (1) penerangan kepada masyarakat, (2) persuasi untuk mengubah sikap
dan tingkah laku masyarakat, (3) usaha untuk megintegrasikan sikap dan
perbuatan suatu badan dengan sikap perbuatan masyarakat dan sebaliknya).[7]
Rex
Harlow mendefiniskan Public relations
sebagai berikut:
“ adalah fungsi
manajemen yang unik yang membantu membangun dan memelihara jalur komunikasi,
memunculkan pemahaman, kerja sama antar organisasi dan publiknya; melibatkan
manajemen permasalahan dan isu; membantu manajemen untuk terus menginformasikan
dan tanggap terhadap opini publik; mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab
manajemen untuk melayani kepentingan umum; membantu manajemen untuk tetap
mengkuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, melayani sebagai sistem
peringatan dini untuk membantu mencegah kecenderungan negatif; dan menggunakan
peneltian yang sehat dan etika komunikasi sebagai alat utamanya.”[8]
World
Assembly of Public relations
berasumsi bahwa:
“Public Relation adalah seni dan ilmu
sosial yang menganalisa tren, memprediksi konsekuensi dari tren tersebut,
memberikan masukan bagi para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan
tindakan dari program yang direncanakan, yang akan melayani organisasi dan
kepentingan publik – The Mexico Definition”.
Cultip,
Center, dan Broom menyatakan bahwa:
“adalah fungsi
manajemen yang mengidentifikasi, membangun, dan mempertahankan hubungan yang
saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai publik yang menjadi
penentu kesuksesan dan kegagalannya”.
Sedangkan
Public relations Society of America
(PRSA) menjelaskan definisi PR adalah:
“ membantu suatu
organisasi dan publiknya untuk beradaptsi satu sama lain. Public relations adalah upaya organisasi untuk meraih kerja sama
dengan sekelompok orang. Public relations
membantu organisasi berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan publik
utama mereka”.[9]
Dari
berbagai definisi yang dikemukakan para ahli di atas dapat dilihat bahwa
walaupun berbeda-beda ada beberapa kesamaan pokok pikiran, yakni:
a) Public relations
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh goodwill, kepercayaan,
saling pengertian, dan citra yang baik dari publik/ masyarakat.
b) Sasaran
public relations adalah menciptakan
opini publik yang favourable, menguntungkan semua pihak.
c) Public relations
merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang
spesifik dari organisasi/perusahaan.
d) Public relations
adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu
badan/oganisasi dengan masyarakat melalui suatu proses komunikasi timbal balik
atau dua arah. Hubungan yang harmonis ini timbul dari adanya mutual
understanding, mutual confidence, dan image yang baik. Ini semua merupakan
langkah-langkah yang ditempuh oleh public
relations untuk mencapai hubungan yang harmonis.
Pengertian
public relations mengacu pada segenap
kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga, khususnya oleh
suatu organ khusus di dalamnya yang tediri dari public relations officer (PRO) dalam rangka mengorganisasi dan
mengkomunikasikan segala sesuatu guna mencapai saling pengertian yang lebih
baik antara oganisasi dengan publik yang dituju, yakni sejumlah orang dengan
siapa organisasi yang dimaksud ingin melakukan hubungan. Karena itu, public relations dapat dianggap sebagai
alat atau medium untuk menciptakan hubungan dengan siapa saja yang dapat
membawa keuntungan dan kemajuan bagi organisasi atau lembaga yang bersangkutan.[10]
Pada public
relations melekat dua aspek yang hakiki yang tidak bisa tidak ada. Apabila
tidak ada kedua aspek tersebut, maka nama lembaga atau nama kegiatan itu
bukanlah public relations. Kedua
aspek tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama: sasaran public
relations adalah publik intern (internal
public) dan publik ekstern (external
public). Publik intern adalah orang-orang yang berbeda atau tercakup oleh
organisasi, seluruh pegawai mulai dari staf sampai karyawan bawahan (dalam
perusahaan termasuk antara lain pemegang saham). Sedang publik ekstern adalah
orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang
diharapkan ada hubungannya.
Kedua: kegiatan public
relations adalah komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two way traffic communication). Ini berarti bahwa dalam
penyampaian informasi, baik ke publik intern maupun publik ekstern harus
terjadi umpan balik. Dengan demikian Public
Relations Officer yang melakukan kegiatan tersebut mengetahui opini publik (public opinion) sebagai efek dari
komunikasi yang ia lakukan. Sudah tentu opini publik yang menyenangkan (favourable) yang diharapkan. Apabila
yang terjadi sebaliknya, maka ia harus berusaha agar yang negatif menjadi
positif.[11]
2.
Fungsi
Public Relations
Public
Relations mempunyai
fungsi timbal balik, ke luar dan ke dalam. Ke luar ia harus mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran (image)
masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau
lembaganya. Ke dalam, ia berusaha mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang
dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam
masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan. Ini berarti
ia harus mengetahui dari dekat apa yang terjadi di dalam perusahaan atau lembaganya,
termasuk ketentuan kebijakan dan perencanaan tindakan. Ia berperan dalam
membina hubungan baik antara lembaga atau organisasinya dengan masyarakat dan
dengan media massa.
Fungsi
pokoknya adalah mengatur lalu lintas, sirkulasi informasi internal dan eksternal,
dengan memberikan informasi serta penjelasan seluas mungkin kepada publik atau
masyarakat mengenai kebijakan, program, serta tindakan-tindakan dari lembaga
atau organisainya, agar dapat dipahami sehingga memperoleh public support dan
public acceptance. Memang secara ideal public
relations itu dapat bertindak sebagai juru bicara organisasinya, di samping
juga sebagai koordinator dari semua lalu lintas informasi dengan masyarakat.
Untuk bisa melaksanakan tugasnya secara sempurna, wajar kalau public relations ditempatkan dalam
kedudukan sebagai bagian dari mekanisme pengambilan keputusan, dan karena itu
ia juga harus dekat dengan pejabat pengambil keputusan. [12]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Perkembangan
fungsi public relations
Public Relations pertama kali hanyalah merupakan gejala, kemudian
menjadi kegiatan tak terorganisasikan (unorganized
activity), lalu menjadi aktifitas terorganisasikan (organized activity) dengan konsep
yang khas dan jelas yang
menuju kepada satu profesi, dan selanjutnya menjadi bahan studi perguruan
tinggi yang mengarah ke pengakuan menjadi cabang baru dari ilmu-ilmu sosial.
2. Pengertian
dan fungsi public relations
Pengertian:
Public relations adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis
antara suatu badan/oganisasi dengan masyarakat melalui suatu proses komunikasi
timbal balik atau dua arah.
Fungsi:
•
Fungsi pokoknya adalah mengatur lalu
lintas, sirkulasi informasi internal dan eksternal, dengan memberikan informasi
serta penjelasan seluas mungkin kepada publik atau masyarakat mengenai
kebijakan, program, serta tindakan-tindakan dari lembaga atau organisainya,
agar dapat dipahami sehingga memperoleh public support dan public acceptance.
DAFTAR PUSTAKA
Butterick,
Keith. Pengantar Public Relations: Teori
dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Effendy, O.U. Human Relation & Public Relation.
Bandung: CV. Mandar Maju, 1972.
Rachmadi, F. Public Relations dalam Teori dan Praktek “Aplikasi
dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar